5/12/13

Jika Pengelola Kompleks Jadi Pengelola Kota

Beton-beton “pasak bumi” berukuran raksasa tersebut dengan pelan tapi pasti dihujamkan ke dalam tanah di sepanjang sungai yang dikenal oleh warga dengan nama Kali Bekasi. Setelah beton-beton tersebut berjajar rapi masuk belasan meter di bawah tanah, bagian atasnya diurug dengan tanah dan kembali ditanami rumput, sehingga tidak terlihat jika sebenarnya terdapat barisan beton yang angkuh yang bertugas menahan derasnya aliran air Kali Bekasi itu. Bahkan sekarang ini di sekitar beton tersebut dilepas kijang tutul jinak yang setiap sore menjadi hiburan gratis penduduk sekitar.

Kejadian di atas itu berlangsung sudah sekitar dua tahun silam. Meski “penanaman” beton tersebut menciptakan suara berisik sepanjang hari, namun ketika semua sudah tertanam menimbulkan ketenangan hati bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran kali yang sudah dibeton itu tadi. Mengingat banjir yang lumayan merepotkan pernah terjadi di tahun 2004 akibat jebolnya tanggul penahan aliran kali tersebut.

Rupanya pada awal tahun 2013 ini banjir kembali menggenangi perumahan tersebut meskipun bukan disebabkan oleh jebolnya tanggul yang sudah diperkuat itu tadi, tapi dari tanggul di kompleks lain yang sepertinya memang belum dibuat dari beton “pasak bumi” seperti itu. Hari Jumat tanggal 18 Januari 2013 lalu adalah puncak dari meluapnya air Kali Bekasi yang kali ini memakan waktu yang cukup lama untuk kembali surut, lebih lama dari kejadian tahun 2004.

Limpahan air Kali Bekasi yang sempat menggenangi sebagian jalan utama di kompleks tersebut ternyata membuat beberapa bagian jalan yang dibangun dari conblock tersebut mengalami kerusakan. Meski kerusakan tidak parah, namun pihak pengembang kompleks tersebut sepertinya tidak ingin mengecewakan para pengendara yang sering melewati jalan di situ. Sehari setelah peristiwa tersebut, sudah terlihat beberapa pekerja mulai membongkar susunan conblock untuk kembali dipasang dengan rapi sehingga tidak turun naik.

Meskipun jalan tersebut sudah dihibahkan dari pengembang kepada Pemkot Bekasi, tapi pihak pengembang tidak tinggal diam begitu saja menunggu jalan jadi semakin rusak. Memang tindakan seperti inilah yang diperlukan warga. Tindakan cepat pengelola kompleks itu memang sudah dilakukannya sejak dahulu terutama yang berhubungan dengan kepentingan umum, dan hal ini patut diberi apresiasi.

Memang tidak bisa membandingkan pengelolaan sebuah kota dengan pengelolaan sebuah kompleks perumahan. Tapi mungkin jika pengelolaan kota kita serahkan kepada para pengelola kompleks perumahan yang tanggap seperti contoh di atas, bisa jadi warga kota akan merasa lebih nyaman ketimbang dikelola oleh para politisi.

Sumber: bloggerbekasi.com
Tgl. posting: Senin, 21 Januari 2013

5/11/13

Pantaskah Anak-anak Diajak Mendukung Raffi Ahmad?

Entah apa yang ada di benak penyelenggara acara atau pembawa acara Idola Cilik di salah satu stasiun tv swasta pada Sabtu siang lalu (2/2/2013). Di tengah acara kontes menyanyi untuk anak-anak kecil itu, dengan pedenya si Okky Lukman, host acara tersebut yang berdiri di panggung menghadap juri dan penonton yang sebagian anak-anak kecil, mengajak para hadirin untuk mendoakan Raffi Ahmad yang sedang terkena musibah. “Semoga kak Raffi diberi yang terbaik. I love you kak Raffi!” begitu teriak Okky sembari memasang tampang serius.

Raffi Ahmad memang sempat menjadi salah satu juri di acara tersebut. Okky Lukman pun mungkin juga bersahabat dekat dengan dia. Tapi ketika Raffi sudah terbukti terlibat masalah narkoba, seharusnya tidaklah perlu penonton apalagi anak-anak kecil di acara tersebut, untuk diajak memberi dukungan kepada seorang yang terindikasi dengan narkoba. Bagaimana jika anak-anak itu ketika besar nanti berpikir bahwa bergaul dengan narkoba bukanlah sebuah kesalahan. “Buktinya si artis “x” itu masih mendapat dukungan dari banyak orang…” begitu pikir mereka nanti.

Keesokan harinya masih di stasiun tv yang sama. Di hari Minggu pagi, di tengah-tengah acara Dahsyat, di mana Raffi Ahmad juga sebagai salah satu pembawa acaranya, kembali mereka mengajak penonton untuk memberi dukungan kepada Raffi Ahmad. Ditayangkan gambar-gambar ketika pemuda 26 tahun itu masih aktif sebagai host Dahsyat. Di sini malah Raffi diperlakukan seolah-olah sudah tiada. Kasihan dia dibuat seperti “in-memoriam”. Para produser acara tv yang memakai Raffi Ahmad sepertinya tidak mau menanggung kesalahan karena pilihannya itu. Mereka sudah sampai tahap berlebihan, lebay, dalam menyikapi kasus artisnya.

Memang dukungan secara pribadi diperlukan bagi si artis yang tersandung masalah hukum, agar tetap tegar menghadapi permasalahannya, apalagi jika dukungan tersebut diberikan oleh sesama artis, itu sah-sah saja. Tapi bukan berarti dukungan tersebut juga “diwajibkan” bagi para penggemar atau penonton acara yang tadinya digawangi oleh si artis. Seharusnya mereka juga melihat penontonnya yang kebanyakan adalah anak-anak dan remaja, tidak sepatutnya meracuni mereka dengan dukungan yang salah alamat itu. Kalaupun Raffi Ahmad dijebak, janganlah “menjebak” anak-anak hingga menganggap narkoba itu hal yang biasa. Kasihan generasi muda kita, di benak mereka mana yang benar dan salah menjadi bias.

Di republik ini, bukan cuma hukuman negara saja yang kurang keras terhadap orang-orang yang terlibat narkoba, tapi hukuman atau sanksi sosial yang diterima juga ternyata kurang membuat jera pelaku yang lain. Apalagi ada media masa yang ikut mendukungnya, bukannya memberi sedikit ganjaran agar dapat menjadi pelajaran bagi para pemirsanya.

sumber: kompasiana
tgl posting:  03 February 2013 | 23:35

BACA JUGA

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...