Ketika
lelaki itu ditanya, mengapa pagi-pagi sekali sudah membuka kios
kecilnya. Jawabannya singkat, “Namanya juga cari rejeki, mesti
pagi-pagi...”
Jadi, apakah rejeki itu barang hilang yang harus dicari? Bukankah rejeki sudah ada bagi tiap-tiap manusia?
Kata
AA Gym, kita manusia bukan mencari rejeki, tetapi MENJEMPUT rejeki.
Karena setiap manusia sudah ditentukan rejekinya, tinggal bagaimana kita
berusaha untuk menuainya. Jika semua orang menyadari hal itu, tentunya
dunia ini akan damai. Kok bisa?
Coba
kita lihat akar masalah segala kerusakan dunia. Kata kuncinya adalah
akibat dari KESERAKAHAN manusia. Segala penjarahan hutan, pembukaan
lahan untuk pertambangan, pemukiman, dan banyak lagi, semua bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan yang berarti mencari rejeki lebih. Rejeki
lebih yang berarti adalah rejeki di luar yang sudah ditentukan. Di luar
yang sudah ditentukan, berarti ada rejeki pihak lain yang diambil!
Jika
semua orang sudah menyadari bahwa sesungguhnya ia hanya perlu tekun
bekerja untuk mendapat bagian dari rejeki yang memang sudah menjadi
haknya, tentunya tak perlu lagi menjarah milik orang lain. Tak ada
kerusakan alam yang katanya demi meningkatkan taraf hidup. Tak ada orang
yang menzalimi orang lain. Tak ada lagi orang yang merampas rejeki
orang lain. Amin. (b/w)
sumber: blog ikhlas-online
No comments:
Post a Comment