Cuaca akhir-akhir ini yang tidak menentu akibat keseimbangan alam yang
terganggu. Banyak yang jadi bingung dengan keadaan ini, terutama
saudara-saudara kita yang pekerjaannya sangat bergantung dengan kondisi cuaca.
Salah satu yang terpengaruh adalah para petani, terutama yang mengandalkan
pengairan dari tadah hujan. Namun meski begitu, hidup tetaplah harus terus
berjalan.
Bagaimana pun keadaan dunia ini, kita semua punya kewajiban mencari nafkah
untuk bisa bertahan hidup di dunia ini. Seperti firman Allah SWT berikut ini:
هو الذى جعل لكم الارض ذلولا فامشوا فى مناكبها وكلو
من رزقه,واليه النشور
"Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi
kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari
rezki-Nya. Dan hanya kepadaNya kamu kembali (setelah)
dibangkitkan." (QS Al Mulk ayat 15)
Artinya di sini adalah manusia wajib mencari rezeki yang telah disediakan
Sang Maha Pemberi Rezeki dengan melakukan upaya apa pun selama tidak melanggar
aturan Allah Subhahanahu wa Ta’ala.
Tentunya termasuk para petani yang harus tetap berusaha bercocok tanam meski
dalam kondisi cuaca tidak bagus. Sebagai tulang punggung bangsa dalam hal
pengadaan pangan masyarakat luas, kerja keras petani akan selalu mendapat penghargaan
dari banyak orang, apalagi dari Allah SWT. Rasulullah SAW. pun pernah bersabda:
ما من مسلم يغرس غرسا أو يزرع زرعا فيأكل منه طير أو
إنسان أو بهيمة إلا كان له به صدقة
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman atau
menabur benih, lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia atau juga
binatang ternak, kecuali yang demikian itu sebagai shadaqoh darinya” (HR.
Bukhari - Muslim)
Jadi jelas bahwa bertani adalah pekerjaan yang mulia, karena mengolah lahan
sehingga dapat mendatangkan manfaat bagi sekalian umat. Walau pun di lain
pihak, banyak juga manusia yang mengatasnamakan petani atau dengan dalih
bertani tapi kenyataannya malah merusak alam, lalu merugikan banyak pihak,
termasuk para petani yang benar-benar mencari nafkah dengan bertani. Padahal masih
banyak hal lain yang lebih penting harus dihadapi oleh para hamba Allah yang
mulia ini, misalnya tanaman yang selalu diserang hama, belum lagi kualitas
hasil panen yang tidak bagus karena pupuknya yang bermasalah, hingga masalah
penjualan hasil pertaniannya.
Hal-hal yang mengganggu para petani dalam mencari nafkah bisa jadi
merupakan ujian dari Allah SWT, karena seperti yang kita semua tahu, Beliau
selalu memberi manusia ujian agar kita tetap tegar dalam menghadapi kehidupan.
Kemuliaan yang telah Allah SWT berikan tentunya tidak boleh begitu saja
disia-siakan hanya karena berbagai masalah yang menghadang. Usaha tetap harus
dilakukan, Allah SWT telah mengingatkan kita akan hal tersebut seperti
firman-Nya dalam Al Quran surat Ar Ro’d ayat 11:
إن الله لايغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم
Tidaklah ALLAH mengubah/menarik NI’MAT suatu kaum
sehingga kaum itu mengubah apa yang ada di diri mereka sendiri (tidak
mensyukuri ni’mat).
Tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi, semua ada jalan keluar jika
manusia mau terus berusaha menemukannya, apalagi dilandasi niat yang kuat dan
ikhlas karena Allah SWT. Berbagai hambatan mulai dari kerusakan lahan, gagal
panen, pupuk yang langka hingga mahalnya harga pestisida, semua itu pasti
bermuara pada sebuah solusi yang akan membuat kita jadi semakin mulia di sisi
Allah Azza wa Jalla.
Selain membawa manfaat bagi banyak orang karena mengatasi masalah pangan,
petani dan kegiatan bertaninya juga mulia karena melestarikan kehidupan.
Tanaman sebagai salah satu makhluk Allah SWT sangat memerlukan manusia yang
dapat memberinya kehidupan agar keseimbangan alam tetap terjaga. Bahkan kalau
perlu hingga di ujung zaman, kita tetap harus melestarikan kehidupan. Seperti
yang ditegaskan Rasulullah saw:
"Jika kiamat telah
mendatangi salah seorang di antara kalian dan di tangannya (masih) ada bibit
kurma, maka hendaklah dia menanamnya." (HR Ahmad).
Wallahu a’lam. [b\w]
No comments:
Post a Comment