Siapa pun yang pernah mengemudikan kendaran bermotor, pasti tahu apa itu speedometer. Sebuah alat pengukur kecepatan kendaraan yang berjalan di darat (entah apakah alat ukur kecepatan di speedboat juga bernama speedometer
atau bukan) yang berfungsi agar pengemudi, atau bahkan juga penumpang,
mengetahui kecepatan kendaraan yang dikemudikan atau ditumpanginya.
Bentuk speedometer sempat berevolusi dari yang manual menggunakan jarum seperti jam, menjadi model digital yang menggunakan angka besar di bagian dashboard. Belakangan bentuk speedometer akhirnya kembali lagi menggunakan jarum, hanya saja jarum dan angka-angka di dalamnya tidak lagi menggunakan bahan yang dapat bersinar ketika gelap (fluorescence), tapi sudah langsung bercahaya baik siang maupun malam.
Nah, lalu apa menariknya alat bernama speedometer ini? Ternyata jika kita melihat kehidupan manusia di dunia fana ini seperti beroperasinya sebuah speedometer. Hidup ini seperti speedometer yang mulai dari nol, hingga bisa mencapai kecepatan maksimal, namun pasti akan kembali lagi ke angka nol.
Speedometer
beroperasi dari nol, perlahan-lahan ia akan naik ke angka berikutnya,
20, 40, 60, 80… seperti halnya kehidupan kita yang pasti pernah
mengalami kesulitan, analoginya adalah jika kendaraan melewati jalur
yang macet, angka itu akan turun, lalu naik lagi, hingga kendaraan itu
menemukan jalan yang sepi atau bebas hambatan/tol. Dalam kehidupan nyata
jika kita menemukan jalan keluar dari berbagai masalah kehidupan atau
kesuksesan, maka jarum speedometer akan mencapai angka di atas seratus, hingga akhirnya perlahan turun, kembali ke angka nol dengan bertahap.
Begitu pula dengan hidup kita yang fluktuatif, jika
umur panjang maka suatu saat pasti akan mengalami nasib yang baik,
sebelum bertambah uzur dan mengalami penurunan hingga akhirnya kembali
ke angka nol. Tapi perlu diingat bahwa kembalinya jarum ke angka nol
bisa secara tiba-tiba. Maaf, jika kendaraan itu tiba-tiba mengalami
kecelakaan dalam kecepatan tinggi, maka itu artinya speedometer akan langsung tidak bisa beroperasi, jarumnya langsung melesat ke angka nol tanpa tahapan hitungan mundur.
Manusia hidup memang harus selalu siap untuk
kembali ke angka nol. Siap-siap jika ada kecelakaan, atau bahkan juga
siap-siap jika kehabisan “bensin” dan kita tidak menemukan tempat di
mana bisa membelinya. Tak akan ada speedometer yang jarumnya
terus menerus ada di angka 100 km/jam tanpa pernah turun. Jarum
kehidupan kita pasti akan kembali ke angka nol, hanya caranya yang
bermacam-macam. Jika kita berdoa mohon umur panjang, jangan lupa juga
untuk berdoa agar kita kembali ke angka nol dengan baik.
Sumber: Kompasiana
No comments:
Post a Comment