Hadiah Nobel Perdamaian pertama kali diraih oleh
Henry Dunant sang pendiri Palang Merah dari Swiss. Sejak itu para penerima
hadiah adalah selalu sosok yang memang bergaul dan berhubungan langsung dengan
unsur-unsur perdamaian. Hingga akhirnya pada tanggal 13 Oktober 2006 lalu
diumumkan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian adalah Muhammad Yunus dan Grameen
Bank. Yunus adalah seorang profesor ahli ekonomi Universitas Chittagong -
Bangladesh, yang lebih dikenal sebagai bankir kaum fakir miskin, ketimbang
sebagai seorang juru damai.
Banyak yang bertanya mengapa justru yang
dimenangkan oleh panitia Nobel adalah orang yang (sepertinya) tidak terlibat
langsung dalam upaya perdamaian? Namun alasan yang diberikan oleh pihak panitia
sangat bisa diterima, yaitu karena Muhammad Yunus dengan Grameen bank telah
sukses memberi pinjaman kredit mikro tanpa agunan kepada ribuan orang miskin
(sebagian besar kaum wanita) di Bangladesh sejak tahun 1974, hingga sedikit
demi sedikit dapat mengikis kemiskinan. Kemiskinan adalah akar dari timbulnya
sebuah peperangan. Jika tiada lagi kemiskinan maka tak ada lagi pertikaian, ini
berarti akan membawa kedamaian.
Selain Yunus, salah satu tokoh internasional
yang juga dicalonkan menjadi pemenang adalah Presiden SBY, yang berperan dalam
perdamaian konflik Aceh. Untungnya bukan beliau yang menang! Kenapa?
Hadiah yang didapat pemenang Nobel Perdamaian
adalah 1,36 juta US$, kira-kira setara Rp 12,5 miliar. Oleh Muhammad Yunus,
hadiah itu bakal dialokasikan untuk mendanai berbagai proyek yang berhubungan
dengan usaha yang telah dirintisnya, yaitu guna menghasilkan makanan bergizi
murah, perawatan kesehatan, serta pengadaan air bersih, dan lain-lain yang
kesemuanya tentu khusus bagi kaum miskin di Bangladesh yang merupakan salah
satu negara termiskin di dunia.
Bayangkan apa yang dilakukan Presiden SBY jika
mendapat hadiah itu? Bisa jadi setengahnya akan digunakan untuk mendanai
“kerepotan” pengamanan dalam rangka menyambut kedatangan sang tamu agung George
W (=war) Bush yang menelan biaya Rp 6 miliar! Mungkin juga buat tambahan dana
kampanye untuk pemilu 2009? Atau jika memang digunakan untuk fakir miskin, apa
dijamin dana itu bakal nyampe semuanya ke sasaran yang tepat? Ya untungnya
nggak menang, jadinya kita ngga jadi berprasangka buruk, bukan? [b\w]
(20 November 2006 - benwal.multiply.com)
(20 November 2006 - benwal.multiply.com)
No comments:
Post a Comment