(tulisan ini diposting pada tanggal 28 Juni 2006)
Sekarang
ini lagi gencar-gencarnya promosi film Superman Returns. Sebelumnya ada
Batman Returns, terus ada Spiderman, Zorro, Hulk, de-el-el lah...
Hebatnya, semua film superhero itu menangguk untung besar dari hasil
pemutaran maupun penjualan merchandise-nya.
Luar
biasa mereka (baca: USA), ”brand” lama bisa diangkat lagi seolah-olah
jadi sesuatu yang baru dan menjual. Apa nggak takut ya kalau ternyata
film-film itu nggak ada yang nonton karena hanya mengangkat nama lama?
Mungkin pasar yang demikian besar (sedunia) menyebabkan mereka sudah
memperhitungkan hal itu. Jika di AS nggak laku, kan tinggal digeser ke
negara lain, atau ke benua lain.
Kalo
ngomongin superhero, Indonesia juga punya tak kalah banyak. Paling
sering diinget orang mungkin adalah Gatotkaca. Selebihnya ada Wiro
Sableng, si Pitung, si Buta dari Gua Hantu, Gundala, Godam bahkan
mungkin ada superhero yang statusnya pahlawan bangsa (emangnya ada?).
Jika industri film kita yang katanya lagi booming
mau membuat seperti itu, pasti seru. Mungkin kita akan terbiasa dengan
judul-judul: Kembalinya Gundala, Godam Kembali Beraksi,atau bahkan
Matinya Gatotkaca (karena memang di dalam ceritanya Gatotkaca tewas saat
perang Baratayudha).
Jika penjualan merhandise-nya
berhasil, anak-anak kita diharapkan tidak lagi mengidolakan superhero
barat, mereka jadi bangga memakai lambang-lambang heroik asli Indonesia,
sehingga otomatis jiwa kebanggaan bangsa sedikit terangkat.
Ngomongin
tentang jiwa kebangsaan, mungkin dengan dibuatnya film-film heroik
semacam itu, bahkan yang norak sekelas Rambo sekalipun, Amerika
mempunyai misi terselubung untuk tetap mempertahankan rasa kebangsaan
rakyatnya agar tetap bangga dengan negaranya. Di saat rasa kebangsaan
yang sedang terpuruk seperti sekarang, mungkin Indonesia perlu meniru
cara seperti ini juga ya? [b\w]
sumber: ikhlas-online (sudah ditutup)
No comments:
Post a Comment