10/11/12

Banjir Iklan, Iklan Banjir


Banjir. Sebuah kata yang sedang naik daun. Pamornya mulai mengalahkan kata korupsi, atau mungkin mulai menenggelamkan kata-kata Adam Air yang sebelumnya juga banyak disebut-sebut karena diduga tenggelam. Sungguh cerdik si banjir memilih cara untuk menegaskan eksistensi dirinya, yaitu dengan mendatangi hampir seluruh wilayah ibukota RI, sehingga ia meraup kesuksesan luar biasa dan jadi pembicaraan di mana-mana.

Banjir, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan sebuah kata kerja (verb), yang memiliki arti: berair banyak dan deras, air yang banyak dan mengalir deras, atau peristiwa terbenamnya daratan yang biasanya kering karena volume air yang meningkat. Tapi kata ‘banjir’ juga merupakan kata kiasan yang berarti ‘datang (ada) banyak sekali’ dan inilah yang membuat banjir sering dieksploitir menjadi iklan.

Banjir, ternyata bisa juga dipakai untuk memberitahu konsumen bahwa ada hadiah jika beli sebuah produk yang sedang promo: “Banjir hadiah!” Atau “Banjirilah segera!” untuk mengajak konsumen agar berbondong-bondong datang. Dalam hal ini, banjir bersaing ketat dengan saudaranya yaitu kata hujan. “Hujan hadiah!” masih enak terdengar, tapi jika “Hujanilah segera!” sepertinya agak aneh ya?

Banjir cukup efektif untuk meyakinkan konsumen akan kehandalan sebuah produk. Beberapa produk otomotif pernah terang-terangan melakukan gerakan cepat tanggap, yaitu dengan membuat iklan yang memotret keadaan mobil mereka sedang melaju gagah berani membelah banjir. “Makanya beli donk mobil ini, biar nggak susah kalo musim banjir ginii…!” begitulah kira-kira iklan tersebut ‘berteriak’ lantang.

Banjir mampu dengan ciamik mengangkat citra perusahaan jadi semakin baik di mata konsumen. Seperti yang waktu itu dilakukan oleh sebuah perusahaan asuransi mobil di kala menjelang musim hujan, yaitu dengan mengeluarkan iklan berisi beberapa tips bagi pemilik kendaraan atau pengemudi untuk menghindari atau menghadapi banjir. Seri iklan berikutnya sungguh membuat konsumen makin jatuh cinta, di mana terlihat petugas mereka sedang menolong kendaraan milik konsumen yang sedang mogok ditengah banjir. Ooh…so sweet, bukan?

Banjir punya banyak penggemar. Terbanyak adalah dari kalangan perusahaan properti. Biasanya iklan properti selain menawarkan harga dan fasilitas, juga menempatkan sang banjir pada tempat istimewa di lay-out. Bahkan ada yang mempersilakannya menutupi visual-visual penting dalam iklan tersebut, asalkan banjir selalu berkolaburasi dengan kata-kata lain sehingga menjalin sebuah kalimat wajib: “Lokasi Bebas Banjir!”

Di saat banjir begini, iklan-iklan berlatarbelakang banjir semakin membanjir, mulai dari iklan sepatu boot, hingga produk sabun kesehatan. Jika dikemas dengan baik, tentunya iklan-iklan (bertema) banjir itu tidak menjadi iklan yang dibenci seperti layaknya musibah banjir. Ayo! Banjirilah ranah iklan ini dengan ‘iklan banjir’ yang baik! Tapi, seperti apa sih ‘iklan banjir’ yang baik? Mungkin bisa ditanyakan pada rumput yang bergoyang, dengan catatan jika rumputnya masih hidup, belom kena banjir…! [b\w]


dimuat di majalah AdDiction, Maret 2007


Sumber: http://benewaluyo.multiply.com/journal/item/1/Banjir-iklan-iklan-banjir

No comments:

Post a Comment

BACA JUGA

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...