Kegiatan minum kopi, atau secara singkat disebut ‘ngopi’, biasanya
dilakukan di kedai kopi, kafe, warung kopi, atau bahkan restoran. Istilah ngopi pun di beberapa tempat tak harus
berarti minum kopi. Ada yang mengartikan dengan ‘ngumpul-ngumpul sambil
ngobrol-ngobrol’ dan belum tentu minum kopi. Itupun biasanya ngumpul di
rumah, sekolah, kampus, pos ronda, bahkan di depan gang atau tikungan jalan.
Di sebuah museum yang terletak di wilayah Gantong di pulau Belitung, kita
ternyata dapat leluasa melakukan aktivitas ngopi
ini, di sanalah terletak museum kata pertama di Indonesia yang bernama “Museum
Kata Andrea Hirata”. Museum ini didirikan oleh penulis best seller Indonesia Andrea Hirata, yang novel Laskar Pelangi-nya berhasil
membuat dirinya berada di jajaran penulis papan atas negeri ini.
![]() |
Bagian depan dan dalam Museum Kata |
Informasi tentang bagaimana dan apa saja yang ada di museum tersebut dapat
dengan mudah kita temukan di dunia maya, juga sudah banyak diulas di berbagai
artikel ataupun blog. Pihak museum pun juga memiliki situs atau blog resmi http://www.museumkataandreahirata.com/ bagi Anda yang ingin
tahu tentang museum ini.
Jika Anda sudah terlanjur di pulau Belitung, tak terlalu sulit untuk mencari
museum ini. Rasanya hampir semua orang, terutama Belitung Timur, tahu akan
keberadaan Museum Kata. Dari bandar udara (satu-satunya di Belitung) H.A.S.
Hanandjoeddin menuju museum ini kira-kira menempuh waktu antara satu setengah
hingga dua jam berkendara dengan kondisi jalan yang bagus dan mulus hampir tak
ada lubang.
![]() | |
Bagian dapur yg jadi Kupi Kuli |
Lalu, kegiatan ngopi yang mana
yang dapat dilakukan di Museum Kata? Minum-minuman kopi atau yang sekadar ngumpul-ngumpul ngobrol? Ya dua-duanya. Karena
memang sepertinya Andrea berniat untuk menjadikan museumnya tak sekadar tempat
memajang karya-karyanya saja, tetapi di situ juga sering diadakan diskusi
maupun acara obrolan santai berbagi kisah dan pengalaman sang penulis.
Untuk kegiatan minum kopinya ada di bagian belakang museum yang dulunya
rumah tinggal itu. Seperti biasa sebuah rumah selalu memiliki dapur, dan itulah
yang dijadikan tempat ngopi yang dinamakan
“Warkop Kupi Kuli”. Di ruang itu kesan tempo
doeloe sengaja dipertahankan, mulai dari dinding kayu, meja dan bangku
panjang, radio kuno, hingga tungku dan peralatan masak yang serba kuno khas
dapur tradisional Melayu.
![]() | |
ngopi dulu aah... |
Tujuan dibuat warung kopi “Kupi Kuli” ini untuk mengenang dan melestarikan
suasana zaman dahulu, ketika pulau Belitung masih didominasi para buruh (kuli)
tambang timah. Mereka biasanya selalu mampir di warkop untuk minum kopi sebelum
mereka mulai bekerja sebagai kuli tambang, itulah mengapa dinamakan “Kupi
Kuli”.
Namun sepertinya pengelola museum “salah” menempatkan warkop di bagian
belakang. Kopi Belitung yang terkenal enak itu akan membuat pengunjung yang
membeli kopi di Kupi Kuli menjadi lupa akan apa yang sudah dilihat selama di
museum. Seperti penulis yang sempat merasakan nikmat aroma dan rasa kopinya,
sehingga yang diingat pada waktu itu hanyalah momen ketika Ngopi di Museum, tak ingat yang lain, hehe... [b\w]
No comments:
Post a Comment