7/14/13

Warga Bekasi yang Sering Dianggap "Orang Jakarta"

Saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu, tim dari pasangan Joko Widodo dan Basuki “Ahok” Purnama, yang sekarang sudah jadi Gubernur & Wakil Gubernur, sempat memasang iklan kampanye mereka di jalan ke arah gerbang keluar tol Bekasi Barat dari arah Jakarta. Pengendara yang hendak keluar tol Bekasi Barat yang biasanya disuguhi iklan rokok mild terkenal, saat itu digantikan dengan iklan kampanye baju kotak-kotak tersebut.

Entah apa alasan mereka memasang iklan kampanye di situ, di tempat yang memang strategis tapi sudah jelas-jelas bukan merupakan wilayah DKI Jakarta. Siapa yang hendak mereka jadikan sasaran? Apakah warga DKI yang sering berkunjung ke Kota Bekasi, atau para supir truk Dinas Kebersihan DKI yang akan membuang sampah ke arah Bantargebang, atau berminat jadi Cawalkot Bekasi jika gagal jadi gubernur di DKI?

Semoga pemasangan kampanye tersebut bukan karena mengira wilayah Kota Bekasi ini masih termasuk wilayah Jakarta. Fenomena ini bukan sekadar wacana, banyak yang mengira kota Bekasi itu sama dengan Jakarta. Beberapa kerabat yang tinggal di Jogja dan Solo waktu itu sempat bertanya kepada penulis, memilih siapa dalam Pilgub DKI Jakarta. Meskipun mereka semua sudah pernah bertandang ke rumah penulis di kota Bekasi, tetap saja mereka mengira kota ini masuk wilayah DKI.

Lain lagi dengan kerabat atau pun teman-teman dari Bogor. Meskipun mereka sudah tahu bahwa Bekasi itu termasuk wilayah Jawa Barat, namun kerap kali dalam menyebut arah ke Bekasi mereka selalu bilang “ke Jakarta”. Apalagi ketika belum ada jalan lingkar luar sambungan dari Cikunir ke Kampung Rambutan, sehingga semua perjalanan lewat tol dari Bogor arah Bekasi harus keluar dulu ke Jakarta, tepatnya di Cawang (UKI), sebelum masuk lagi ke tol arah Cikampek.

Bukan salah mereka jika mengira seperti itu. Sejak dahulu memang kota Bekasi telah menjadi daerah penyangga ibukota yang paling mepet dengan Jakarta. Juga merupakan salah satu daerah tempat tinggal asli masyarakat Betawi, ditambah sebagian besar warga Bekasi mencari segenggam berlian di Jakarta. Perilaku serta kebiasaan selama beraktivitas di ibukota mau tak mau ikut terbawa ketika kembali pulang ke Bekasi. Jadilah kota Bekasi seperti fotokopiannya Jakarta. Jadi tak heran jika status “kewarganegaraan” warga Bekasi terkena bias metropolitan Jakarta.

Namun kini warga Bekasi tampak semakin punya rasa percaya diri dengan keberadaan status domisilinya. Keberadaan komunitas lokal seperti contohnya Blogger Bekasi ini semakin membangkitkan semangat pengakuan akan status ke-Bekasi-an kita semua. Melihat perkembangan kota Bekasi yang semakin metropolis dan mandiri, bukan tak mungkin akan semakin banyak warga Bekasi yang tidak tergantung lagi dengan DKI, sehingga makin mantab dan bangga untuk mengaku sebagai warga Bekasi. Semoga. [b\w]

Sumber: bloggerbekasi.com

No comments:

Post a Comment

BACA JUGA

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...